Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 1
Dok
Mi terbangun karena bunyi alarm dari ponselnya. Ia tinggal dalam sebuah
apartemen kecil. Berpot-pot tanaman tumbuh subur di balkon. Di dinding
berbaris tempelan kertas post-it. Buku-buku berserakan di atas meja. Dok
Mi adalah seorang editor atau pengoreksi naskah/buku.
Mungkin
karena pekerjaannya itulah Dok Mi terbangun bukan di kasurnya, melainkan
di lantai di dalam kantung tidur setelah semalaman membaca buku. Untuk
menghangatkan diri, ia semalaman tidur memeluk botol minum berisi air
hangat. Sekarang air dalam botol itu telah menjadi dingin.
Dok Mi
menuangkan air dari botol itu ke dalam gelas, lalu menyikat giginya.
Sepertinya ia sudah lama tidak membuang sampahnya karena di dalam dus
bertumpuk gelas-gelas plastik dan botol-botol air minum yang telah
kosong. Walau begitu semua cangkir itu dalam keadaan bersih.
Dok
Mi membuka pintu apartemennya sedikit, lalu mengulurkan tangannya keluar
untuk meraih kotak susu yang terletak di luar apartemennya. Di kotak
susu itu tertempel kertas bertuliskan: Semoga harimu baik. Kemudian ia
membuka tirai apartemennya.
Di
apartemen seberang, yang jelas lebih bagus dari apartemen Dok Mi,
tampak seorang pria menggeliatkan tubuhnya tanda ia baru bangun tidur.
Dok Mi tersenyum lembut. “Apa kau tidur dengan nyenyak?” tanyanya pada
pria itu. Pria itu Han Tae Joon.
Tae
Joon jelas tidak tahu ada seorang gadis sedang memperhatikannya dari
seberang. Ia menyalakan TV-nya lalu mulai berolahraga. Dengan segera Dok
Mi mengikuti setiap gerak-gerik Tae Joon. Ia ikut menyalakan TV-nya.
Tae
Joon berlari di treadmill, Dok Mi berlari-lari kecil bolak balik di
dekat jendela sambil terus memperhatikannya. Tae Joon sarapan dengan
roti dan jus jeruk, Dok Mi duduk dekat jendela sambil memakan
sarapannya, roti dan susu. Tae Joon membersihkan apartemennya dengan
vacuum cleaner sementara Dok Mi menyapu apartemennya dengan sapu. Entah
bersih atau tidak karena Dok Mi selalu berada tak jauh dari jendela.
Akhirnya
Tae Joon berangkat kerja. Dok Mi tersenyum lalu melambaikan tangannya
seperti seorang istri mengantar suaminya bekerja. “Semoga kau mengalami
hari yang baik,” gumamnya.
Di
pesawat, seorang pria sibuk mengerjakan sesuatu. Tempat duduknya sangat
berantakan, banyak barang berserakan. Pramugari yang mengantarkan
minuman mengernyit sebal melihat kekacauan itu. Tapi begitu pria itu
mengangkat wajahnya melihat sang pramugari dan tersenyum, dengan segera
wajah pramugari itu menjadi cerah dan tersenyum manis pada pria itu.
Terdengar
suara tangis anak kecil dari pesawat bagian belakang. Pria itu berjalan
menuju tempat duduk si anak kecil, melewati deretan para penumpang
wanita yang tidak bisa tidak menoleh kagum melihatnya. Yup, Enrique Geum
(baca: enrike, seperti e dalam buket) memiliki kemampuan membuat semua
wanita terpesona.
Bagaimana dengan anak kecil? Anak kecil yang
sedang menangis itu berhasil ditenangkan oleh Enrique dengan
robot-robotan dari kertas yang tadi dibuatnya sepanjang perjalanan. Anak
kecil itu senang saat Enrique memberikan robot-robotan itu untuknya.
Tampaknya Enrique memiliki kepribadian periang (selain tampan) dan juga
kreatif.
Saat
melewati pabean, lagi-lagi Enrique berhasil membuat seorang gadis
tersenyum. Gadis itu sepertinya pegawai baru yang sedang menjalani
training dan mengantuk karena bosan. Enrique mengarahkan kameranya pada
gadis itu namun petugas pabean menegurnya. Tidak boleh menggunakan
kamera di situ (seakan untuk meyakinkan, di meja pabean tertempel gambar
kamera dicoret).
Enrique menyerahkan paspornya sambil tetap
tersenyum, tak terpengaruh dengan teguran tadi. Petugas pabean membaca
paspor Enrique lalu mengomel dengan bahasa banmal (bahasa informal). Ia
mengira Enrique menghindari wajib militer hingga memiliki dua
kewarganegaraan (Korea dan Spanyol). Ia bertanya dengan keras apakah
Enrique bisa berbahasa Korea.
Enrique menjawab dengan ceria, ia
berkata ia merasa sudah berteman dengan petugas itu karena petugas itu
telah berbicara dengan bahasa banmal padanya
“Aku berbahasa
Korea dengan baik, bukan? Aku pindah ke negara lain saat aku berusia 9
tahun dan terbiasa disebut jenius di sekolah. Kebanyakan orang dengan
dua kewarganegaraan di sana tidak bisa berbahasa Korea. Tapi ayahku
tidak pernah mengijinkan aku berbahasa Spanyol di rumah,” celoteh
Enrique. Walau ia hanya berdehem, ayahnya akan langsung memukul belakang
kepalanya. Saat itulah ia tahu kepalan tangan lebih berguna dalam
mendisiplinkan anak daripada uang. Enrique berbicara dengan lucu hingga
si gadis kembali tertawa.
Petugas pabean bertanya mengapa Enrique
datang ke Korea. “Baak! Untuk menembakkan panah asmara,” jawab Enrique
sambil pura-pura memanah si petugas.
Ternyata
Enrique orang yang cukup dikenal. Banyak orang dan wartawan yang sudah
menanti kedatangannya. Para wanita bahkan berteriak histeris. Enrique
melambaikan tangan dan berpose bak seorang selebritis.
Wartawan
bertanya pada Enrique mengenai animasi yang dibuat Enrique. Mereka ingin
tahun apakah Enrique mendapat tawaran bekerja di Pixar Disney. Sebuah
perusahaan di Korea telah menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi,
apakah ia akan keluar dari Sola Studio (tempat bekerja Enrique
sekarang)? Enrique tidak menjawab pertanyaan itu. Matanya menangkap
seorang gadis yang berjalan ke arahnya. Ia tak menghiraukan lagi para
wartawan dan tersenyum pada gadis itu.
Gadis itu adalah Yoon Seo Young. Seo Young tersenyum pada Enrique. Keduanya jelas saling mengenal.
Di
tempat lain, dua orang pria juga menarik perhatian para wanita yang
berpapasan dengan mereka, Oh Jin Rak dan Yoon Dong Hoon. Keduanya
berpakaian stylish, lengkap dengan kacamata hitam. Mereka berjalan
dengan cool bagai dalam iklan film action.
Tapi tidak semua
wanita luluh dengan penampilan mereka. Wanita yang mereka temui tidak
senang kedua pria itu tiba-tiba datang menemuinya.
“Begini…hari ini mereka membuat keputusan mengenai webtoon…” kata Jin Rak menjelaskan.
“Kau
orang pertama yang kulihat mengenakan jas ke tempat ini,” kata sang
editor galak bermata panda, menatap jas yang dikenakan Jin Rak. “Mengapa
kau berpakaian seperti ini ke sini?”
Dong Hoon berusaha
menyembunyikan senyumnya. Editor itu berkata pakaian Dong Hoon sedikit
lebih baik. Dong Hoon protes, hanya sedikit?? (Dong Hoon ini terobsesi
dengan penampilan sepertinya^^)
Jin Rak berkata mereka berpakaian
formal karena akan bertemu Direktur dan ingin menghormatinya. Dong Hoon
menebak editor itu sedang mengikuti demo. Ia berkata mereka juga
pendemo. Sikap editor itu berubah. Ia menyalami Jin Rak dengan hangat
dan mempersilakan mereka duduk.
Sayangnya editor itu menyampaikan berita buruk. Webtoon “Zombie Soccer” buatan Jin Rak dan Dong Hoon tidak akan diterbitkan.
“Kenapa?” tanya Jin Rak tak percaya.
“Zombie Soccer adalah plagiat dari karya Enrique,” jawab si editor.
Dong
Hoon berkata Enrique membuat game sedangkan mereka membuat webtoon,
tidak ada kaitannya. Editor itu berkata mereka tidak bisa mengacau
dengan para gamer, terutama Enrique.
“Sejujurnya, kita tidak akan bisa bersaing dengan orang yang ada di Spanyol, kan?” kata Dong Hoon membela diri.
“Enrique
ada di Korea,” kata si editor. Ia menunjukkan video kedatangan Enrique
di bandara. Dong Hoon dan Jin Rak tak bisa berkata apa-apa lagi. Jin Rak
sepertinya mulai kesal karena dituduh meniru Enrique.
“Jika kau berhasil membuat yang baru, hubungi aku. Fighting..” Si editor langsung menyandarkan kepalanya di meja. Tidur.
Dong Hoon tak mengira pembuat game bisa berpenampilan seperti Enrique. Ia merasa tersaingi.
“Kak,
apa kau akan menyerah mengenai “Zombie Soccer”?” tanyanya pada Jin Rak.
Ia mengusulkan menunjukkan gambar lain pada si editor. Ia melihat
gambar-gambar di tabletnya dan berhenti pada sketsa seorang gadis. Dong
Hoon tidak merasa pernah menggambarnya. Ia bertanya apakah Jin Rak yang
membuat gambar seperti itu (kebanyakan gambar mereka adalah gambar alien
dan monster >,<).
Jin Rak menghela nafas melihat gambar itu, lalu membangunkan si editor. Ia menunjukkan sketsa gadis itu.
“Tokoh utamanya adalah wanita yang hidup bersembunyi di apartemen pinggiran kota. Seperti kisah Grimm Bersaudara.”
“Gadis
itu zombie, kan? Lalu bagaimana dengan prianya? Vampire?” sindir editor
itu. Ia kembali tidur di meja. Tak tertarik sama sekali.
“Bukan,
bukan seperti itu. Judulnya: Flower Boy Next Door. Artinya tetangga
gadis itu adalah seorang pretty boy (ehemmm…cowo cantik??). Ini sebuah
melodrama. Melodrama dalam kehidupan.”
“Melodrama dalam
kehidupan?” sang editor tiba-tiba tertarik. “Sudah lama sekali sejak aku
mendengar konsep yang begitu fresh. Tokoh utama dalam apartemennya…”
Hmmm…sepertinya Jin Rak dan Dong Hoon sudah mendapatkan proyek webtoon mereka berikutnya.
Di
luar bandara, Seo Young bersin-bersin karena kedinginan. Bagaimana
tidak? Ia hanya mengenakan gaun putih tipis dan pendek, tanpa mengenakan
jaket atau stoking (brrr…padahal di Korea kan lagi dingin banget tuh).
“Apa kau tidak merasakan apapun padahal ini pertama kalinya kita
bertemu setelah setahun. Wah, kau ini benar-benar beda,” omel Enrique.
“Perasaan
apanya?” Seo Young mengambil lolipop dari mulut Enrique. “Kukira aku
akan membeku kedinginan menunggumu selesai diwawancara.” Ia memasukkan
lolipop itu ke dalam mulutnya.
“Ah kau berdandan untuk menemuiku. Wah, kau terlihat cantik.”
Seo
Young berkata ia mendadak ingin mengenak rok musim panasnya jadi itulah
yang ia pakai. Enrique sudah mengenal Seo Young dengan baik, seorang
yang akan melakukan apapun yang diinginkannya tanpa peduli apapun. Ia
mengeluarkan jaket tebal lalu memakaikannya pada Seo Young.
Enrique
berlutut untuk menarik resleting jaket Seo Young. Ia menarik retsleting
ke atas dan berdiri sangat dekat dengan Seo Young. Pelan-pelan Enrique
mendekatkan wajahnya ke wajah Seo Young. Lalu….Hap! Ia mencaplok lolipop
yang dipegang Seo Young (well, technically itu memang lolipop Enrique.
Tapi eeww…kok bisa ya makan lolipop sama-sama >,<).
Dong
Hoon dan Jin Rak berjalan pulang. Dong Hoon heran bagaimana bisa Jin
Rak langsung menawarkan ide baru begitu mendapat penolakan. Apakah itu
tidak melukai harga diri Jin Rak? Jin Rak berkata tidak ada gunanya
berpegang pada harga diri. Apakah marah karena ditolak dan pergi begitu
saja bisa disebut menjaga harga diri?
Dong Hoon tak mau berdebat lagi. “Tapi ada apa dengan Flower Boy Next Door? Apa ada cerita di balik ide itu?”
Jin
Rak berkata ia sekarang perlu membuat cerita itu. Dong Hoon meminta Jin
Rak melihatnya. Dialah flower boy dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Untuk membuat cerita flower boy kan diperlukan penelitian mengenai
flower boy sungguhan.
Dok Mi sedang bekerja di apartemennya. Ia
mendapat telepon dari atasannya, Yoo Ha Na. Dok Mi berjanji akan
mengirim hasil pekerjaannya setelah makan siang. Ia meminta bagian
selanjutnya yang harus ia edit dikirimkan melalui pos. Sepertinya
atasannya menawarkan diri untuk mengantar ke apartemen Dok Mi. Dok Mi
buru-buru berkata apartemennya sangat dekat dengan kantor pos hingga ia
bisa mengambilnya sendiri.
Dok Mi berusaha mengumpulkan keberanian untuk meminta uang kontraknya di muka. Tapi ia tak sanggup.
Sebuah
berita di TV menarik perhatian Dok Mi. Seorang pria ditangkap karena
memasang kamera pengintai di apartemen kekasihnya. Dok Mi menganggap
pria itu kurang kerjaan mengawai apartemen kekasihnya. Dok Mi mengambil
teropongnya lalu mengawasi anjing Tae Joon yang berkeliaran sendirian di
apartemen. He..siapa yang kurang kerjaan ya?^^
Tiba-tiba
terdengar pengumuman untuk para penghuni apartemen. Sore ini akan
diadakan demo para penghuni dan penghuni yang tak datang akan didenda
mulai hari ini.
“Khususnya ada seorang penghuni yang tidak pernah
menghadiri demo sejak pindah kemari. Kami benar-benar berharap Anda
datang hari ini. Dan pemimpin demo hari ini adalah penghuni apartemen
401 di lantai 4,” seru satpam di pengeras suara. Dok Mi tahu betul
dialah yang dimaksud satpam tidak pernah hadir.
Dong
Hoon memanggil satpam itu. Satpam itu mengenali Jin Rak sebagai
penghuni apartemen 401 yang akan memimpin demo tapi ia tidak mengenali
Dong Hoon. Dong Hoon berkata ia sudah lama tinggal dengan Jin Rak. Wah
keamanannya payah juga nih, masa tidak tahu kalau ada tambahan penghuni
di apartemennya.
Dong Hoon protes karena tagihannya jauh lebih
besar dari tagihan apartemen 402 (apartemen Dok Mi). Satpam beralasan
mungkin karena apartemen itu hanya ditinggali seorang gadis sendirian.
Dong
Hoon baru tahu ada seorang gadis tinggal di apartemen sebelah. Jin Rak
menyuruh Dong Hoon tak mempermasalahkan hal itu tapi Dong Hoon merasa
itu tak adil. Memangnya pemanas membeda-bedakan pria dan wanita? Jika
begitu ia harus berbicara dengan pemanasnya.
“Terserah…atau bicara saja langsung dengan penghuni 402,” gerutu satpam.
Jin
Rak malah protes ia harus mengenakan selendang kertas untuk menggelar
demo. Satpam berkata Jin Rak bisa menghemat banyak uang jika berhasil
dalam demo ini.
Seorang
ahjumma berlari kecil menghampiri mereka. Satpam langsung menyambutnya
dengan hangat. Tapi ahjumma itu hanya tertarik pada Jin Rak dan Dong
Hoon.
Para penghuni telah berkumpul di halaman apartemen. Jin
Rak didaulat memimpin demo. Dengan ogah-ogahan, Jin Rak mulai memimpin
demo.
“Berikan hak kami,” katanya dengan tak bersemangat.
“Kau itu masih muda. Ayo lebih keras lagi,” bisik satpam.
Dong Hoon berusaha menyembunyikan rasa gelinya.
“Berikan
hak kami…” Jin Rak sedikit mengeraskan suaranya. Para penghuni
mengikuti ucapannya, sama-sama tak bersemangat. Hehe…demo paling aneh
>,< (Kalau demo di negara kita seperti ini, ngga bakalan
rusuh…tapi ngga bakalan dikabulin juga hehe ;D)
Dong Hoon sibuk
membuat film Jin Rak sang pemimpin demo. Mungkin mau diunggah ke
Youtube?? Akhirnya Jin Rak sibuk memimpin demo sambil menendang ke arah
Dong Hoon yang masih berusaha membuat film.
Dok
Mi berusaha mencari tahu apakah denda karena tak ikut demo itu memang
sah. Perhatiannya teralihkan saat ia melihat lampu apartemen Tae Joon
menyala. Dok Mi tahu belum waktunya bagi Tae Joon untuk pulang kerja. Ia
mengambil teropongnya lalu mengamati Tae Joon. Tae Joon sepertinya
mengambil dokumen yang tertinggal lalu mengambil teko air panas untuk
membuat minuman. Dok Mi melihat Tae Joon menjawab telepon. Tae Joon
menaruh teko air panas itu begitu saja di atas meja lalu pergi.
Masalahnya,
teko air panas itu tidak ditaruh dengan benar dan mulai tak seimbang.
Dok Mi melihat anjing itu tidur di bawah meja, tepat di bawah teko itu
diletakkan. Jika teko air panas itu jatuh, maka akan menimpa anjing itu.
Dok Mi memperhatikan dengan khawatir. Teko itu terus bergoyang dan
terjatuh! Dok Mi berteriak sambil menutup wajahnya, tak berani melihat
apa yang terjadi pada anjing Tae Joon.
Dok
Mi berlari keluar. Satpam terkejut saat melihat Dok Mi. Jin Rak dan
Dong Hoon langsung memperhatikan Dok Mi. Bunyi klakson mobil mengejutkan
mereka. Mobil Tae Joon hendak keluar dan para demonstran menghalangi
jalan keluar.
Dok Mi berjalan menghampiri mobil Tae Joon tapi ia
terhenti oleh Dong Hoon yang mengajak berkenalan. Dok Mi tak berani
menatap wajah Dong Hoon. Dong Hoon bertanya apakah Dok Mi memiliki
keahlian khusus untuk mengurangi biaya pemeliharaan apartemen. Dok Mi
melihat mobil Tae Joon keluar dari halaman apartemen.
“Aku akan
menuliskannya untukmu,” kata Dok Mi tanpa melihat Dong Hoon. Ia kembali
berlari mengejar mobil Tae Joon. Lalu naik ke taksi. Jin Rak terus
memperhatikan Dok Mi.
Taksi
Dok Mi menyusul mobil Tae Joon. Dok Mi membuka kaca jendelanya dan
berusaha memanggil Tae Joon. Suaranya terlalu kecil hingga Tae Joon tak
mendengarnya.
Tae Joon memarkir mobilnya di suatu tempat. Dok Mi
berhasil menyusulnya dan mengikuti Tae Joon. Sebenarnya ia sudah sangat
dekat dengan Tae Joon dan dengan mudah bisa menepuk punggungnya atau
memanggilnya. Tapi Dok Mi tak sanggup. Ia berhenti berjalan. Saat ia
hendak berseru tentang anjing Tae Joon, tiba-tiba seorang pria berdiri
di hadapan Dok Mi. Jung Rok!! Hehe…namanya sih belum tahu siapa, tapi
Lee Jong Hyuk adalah pemeran Jung Rok di A Gentleman’s Dignity.
Enrique
bertepuk tangan mendengar nyanyian Seo Young. Ia bertanya lagu itu
tentang apa, kedengarannya lagu itu mengandung kemarahan. Ia duduk
bersandar pada Seo Young.
“Itu lagu nasional. Apa kau tahu artinya mengapa aku sampai mengingat lagu itu?” tanya Seo Young.
Enrique
menebak Seo Young ingin mendapatkan kewarganegaraan Korea. Seo Young
heran mengapa Enrique tidak terkejut Seo Young hendak menjadi
warganegara Korea. Enrique menghela nafas panjang.
“Sepanjang tahun ini….setiap hari…aku benar-benar merindukanmu,” ujarnya.
Seo
Young terdiam sejenak. Ia lalu memukul kepala Enrique dan berseloroh
kalau ia juga merindukan Enrique setiap hari. Ia mengalihkan pembicaraan
dengan menyuruh Enrique pergi karena sebentar lagi orang-orang akan
berdatangan.
Enrique berkata ia hendak menjadi dewa cinta. Tapi
ia harus hati-hati menembakkan panah asmaranya agar tidak terjadi
kekacauan. Karena itu ia akan bertanya dan meneliti terlebih dulu.
“Pria yang kaucintai….apakah Han Tae joon?” tanyanya. Seo Young menatap Enrique.
Tae
Joon naik ke dalam sebuah mobil di mana para teman-temannya sudah
menjemputnya. Dok Mi tak berdaya melihat Tae Joon pergi. Ahjusshi Jung
Rok memuji keindahan mata Dok Mi. Ia bertanya mengapa Dok Mi mengenakan
pakaian tipis di musim dingin.
“Apa kau tahu jalannya? Aku tahu….aku terlalu tahu,” kata Dok Mi.
“Heh? Jadi kau tahu? Kau tahu jalannya? Apa kau mau membicarakan jalan-jalan dalam kehidupan?” tanya ahjusshi itu girang.
“Saat
itu musim gugur…saat terakhir aku keluar dari rumahku,” kata Dok Mi. Ia
mengarahkan pandangannya ke langit. Walau bingung, ahjusshi itu ikut
melihat ke langit.
Kilas balik:
Dok
Mi mengangkat tangannya menutupi cahaya matahari. Tiba-tiba seorang
pria berdiri di sana, menghalangi cahaya matahari. Han Tae Joon. Tae
Joon menoleh pada Dok Mi. Dok Mi memalingkan wajahnya, pura-pura tak
melihat apa-apa. Tae Joon berjalan pergi.
Dok Mi melihat
Tae Joon memungut seekor anjing yang dibuang di dalam kardus. Tae Joon
melindungi anjing itu dengan jaketnya lalu tersenyum.
“Aku pertama kali melihat pria itu pada musim gugur.”
“Jadi kau jatuh cinta pada pandangan pertama?”
“Awalnya
aku tidak pernah percaya cinta pada pandangan pertama. Aku merasa
cintaku berakhir terlalu cepat. Aku terlalu cepat harus mengucapkan
selamat berpisah. Akan jauh lebih baik jika aku mengakhirinya di sana.
Berakhir dalam satu sore.”
Ahjusshi itu rupanya seorang peramal gadungan dan sedang mencari pelanggan. Ia menyuruh Dok Mi mengungkapkan semuanya.
“Musim
gugur di taman. Anjing di musim gugur. Aku ingin mengaitkan pertemuanku
dengannya di musim gugur dengan setiap kata yang bisa kupikirkan,” kata
Dok Mi.
Setelah
bertemu dengan Tae Joon hari itu, malamnya Dok Mi membeli minuman dan
mendapat hadiah undian sebuah teropong. Dok Mi sangat senang dengan
teropong barunya. Ia sedang bermain-main dengan teropongnya saat ia
menangkap sosok yang dikenalnya di apartemen seberang, berikut anjing
yang telah dirawat. Ia merasa itu adalah takdir.
Ahjusshi
peramal menggigil kedinginan mendengar curhat Dok Mi. Ia berkata ia
bisa membantu takdir Dok Mi dan mengajak Dok Mi pergi.
Dok Mi
menoleh melihat si peramal itu . Tiba-tiba ia berseru, “Anak anjing!!”
Mwahahaha emangnya tampang ahjusshi mirip anak anjing? Kok tiba-tiba
inget? XD
Ahjusshi peramal kebingungan melihat Dok Mi tiba-tiba pergi. Tapi dengan segera ia mendapat mangsa baru.
Seo
Young tidak menjawab pertanyaan Enrique walau wajahnya membenarkan.
Enrique bercanda kalau tebakannya pasti benar, bukan? Ia mengolok-olok
Seo Young yang terus berwajah serius bahkan menertawakannya.
“Aku minta maaf,” ujar Seo Young.
Enrique
tetap bersikap riang dan mengajak Seo Young makan malam bersama besok.
Ia akan memasakkan spaghetti dan menyuruh Seo Young datang ke rumah Tae
Joon. Enrique bangkit berdiri. Sesaat ia tidak segembira yang
diperlihatkannya tapi tak lama kemudian ia kembali tersenyum dan pergi.
Demonstrasi
telah selesai. Satpam meminta para penghuni berkumpul kembali besok
untuk berdemo. Jin Rak bertanya sampai kapan mereka akan terus berdemo.
Tentu saja sampai mendapatkan uangnya, jawab satpam.
Jin Rak
melihat Dok Mi telah kembali. Ia terus mengawasi Dok Mi jalan menjauh.
Bersamaan dengan itu sebuah taksi berhenti tak jauh dari tempat mereka
berdiri. Dong Hoon terkejut saat melihat Enrique turun dari taksi.
Dok
Mi menelepon telepon darurat dan memberitahukan soal anjing Tae Joon
kepada petugas. Ia lalu berdiri di depan apartemen Tae Joon,
memanggil-manggil anjing itu.
Tak ada jawaban dari dalam. Dok Mi
semakin ketakutan. “Apa kau baik-baik saja? Kau baik-baik saja, Hitam?
Hitaaammm (anjing itu berwarna hitam)…” rengek Dok Mi sedih, “Kasihan,
sakitkah?” Dok Mi mulai menangis.
Saat ia menoleh, ia melihat:
LOL...Enrique
meniru ekspresi Dok Mi^^ Dok Mi melompat ketakutan. Enrique bertanya
apa yang Dok Mi lakukan di sana. Ia memanggil Dok Mi dengan sebutan
ahjumma. Dok Mi tak menjawab, ia cepat-cepat merangkak dan berlari
pergi.
Dong
Hoon dan Jin Rak membicarakan Enrique sambil menunggu lift. Dong Hoon
yakin yang dilihatnya adalah Enrique. Jin Rak sangsi karena ia melihat
Enrique masih sangat muda. Dong Hoon menjelaskan kalau Enrique baru
berusia 17 tahun saat mulai bekerja di Sola Studio.
Lift
terbuka. Dong Hoon langsung masuk. Tapi Jin Rak sepertinya menunggu
seseorang. Benar saja, tak lama kemudian Dok Mi muncul. Dong Hoon
mengajak Dok Mi naik bersama mereka. Jin Rak pura-pura bersikap cuek
padahal ia memperhatikan reaksi Dok Mi. Dok Mi memalingkan tubuhnya
hingga pintu lift tertutup.
Dong Hoon bertanya mengapa Jin Rak
tidak menahan pintu lift agar Dok Mi bisa masuk. Jin Rak balas bertanya
mengapa Dong Hoon tidak memencet tombol pintu lift agar tetap terbuka.
Ia berkata bagaimanapun Dok Mi tidak akan masuk. Kepribadiannya memang
seperti itu.
Dok
Mi berjalan kembali ke apartemennya. Terdengar suara langkah kaki di
belakangnya. Dok Mi menegang dan mulai ketakutan. Orang di belakangnya
memegang pundak Dok Mi. Dok Mi melompat ketakutan. Ternyata satpam.
Satpam
itu heran mengapa Dok Mi selalu terkejut setiap kali melihatnya. Tapi
ia senang melihat Dok Mi keluar dari apartemen. Ia bertanya ke mana Dok
Mi pergi, tadinya ia pikir Dok Mi hendak mengikuti demo. Dok Mi bertanya
mengenai denda.
Rupanya denda itu hanya ancaman kosong satpam
agar Dok Mi mau mengikuti demo. Ia menasihati Dok Mi untuk berhemat uang
sejak masih muda. Ia juga memberitahu kalau Dok Mi mendapat giliran
menjadi pemimpin demo besok, jadi Dok Mi harus datang. Dok Mi tak mampu
menolak.
Jin
Rak mendapati Dong Hoon sedang mengintip keluar jendela. Dong Hoon
sedang mencari tahu di apartemen mana Enrique tinggal. Jin Rak bertanya
apakah Dong Hoon tahu kalau mengintip orang lain itu ilegal. Dong Hoon
tidak peduli, ia melihat ada wanita cantik di apartemen seberang. Jin
Rak menjewer telinga Dong Hoon dan menariknya menjauh dari jendela.
Dok
Mi terduduk lemas di apartemennya. Ia lalu teringat pada anjing Tae
Joon dan melihat ke seberang. Ia malah melihat pria lain di apartemen
itu. Pria yang tadi mengejutkannya di depan apartemen Tae Joon.
“Siapa kau?” tanya Dok Mi curiga.
Enrique
mengeluarkan barang-barangnya di apartemen Tae Joon. Ia lalu memakan
snacknya sambil melihat ke luar jendela. Dok Mi cepat-cepat bersembunyi.
Sementara itu, Enrique memandangi gedung apartemen Dok Mi. Ia
menganggap gedung itu sudah tua dan sangat dekat dengan apartemen Tae
Joon. Ia bahkan bisa melihat isi apartemen di seberang.
Dok
Mi memberanikan diri untuk mengintip. Enrique merasa ada yang
mengawasinya dan menoleh. Dok Mi bersembunyi. Rasa penasaran membuat Dok
Mi kembali ingin melihat Enrique. Enrique lagi-lagi menoleh. Melihat
tak ada orang, Enrique kembali membereskan barang-barangnya.
Dok
Mi sekarang lebih leluasa melihat. Tapi tiba-tiba Enrique berlari ke
jendela. Dok Mi langsung merunduk ke lantai saking terkejutnya. Enrique
tak melihat siapa-siapa lalu membaringkan diri di sofa.
Dus
botol minuman kosong milik Dok Mi berjatuhan ke lantai karena sudah
terlalu penuh. Dok Mi membuang botol-botol itu ke tempat sampah. Ia
hendak kembali ke apartemennya tapi tidak tahan melihat dus-dus
berserakan di jalan. Ia lalu membereskannya.
Jin Rak keluar untuk
membuang sampah. Ia melihat Dok Mi lalu tersenyum. Dok Mi sama sekali
tak menyadari kehadiran Jin Rak. Hmmm…kok aku merasa Jin Rak bukan
pertama kali ini memperhatikan Dok Mi.
“Seberapa
rapuh dan menakutkan cinta yang tak berbalas? Walau cinta tak berbalas
selalu mendapatkan jalan masuk, begitu cinta itu terjebak di dalam, ia
tak bisa mendapatkan jalan keluar. Walau aku yang pertama kali
memulainya, jika ia pergi dari pandanganku pada suatu hari tanpa
sepengetahuanku, cinta itu akan berakhir begitu saja tanpa tujuan. Tidak
pernah mendapatkan kesempatan untuk berbunga, cinta yang tidak akan
pernah berbuah…seperti sebuah benih yang terlupakan. Itu adalah cinta
tak berbalas,” ketik Dok Mi di komputernya.
Keesokan
paginya, Tae Joon kembali ke apartemen dan mendapati apartemennya
berantakan, juga Enrique yang tidur di sofanya. Tae Joon tersenyum
melihat Enrique dan hendak menyelimutinya.
Tiba-tiba Enrique
berteriak. Ia hanya pura-pura tidur. Enrique tertawa lalu berguling ke
lantai. Ia memeluk Tae Joon seperti anak anjing memeluk tuannya.
“Kaaak!!” serunya.
“Sudah setahun sejak aku terakhir melihatmu. Wah Kkae Geum kecilku sudah…”
“Oooh…mendengar
kakak memanggilku Kkae Geum, kau benar-benar Kak Tae,” Enrique kembali
memeluk Tae Joon. Tae Joon mengacak-acak rambut Enrique dengan sayang.
Sudah lama ia meminta Enrique berkunjung ke Korea tapi Enrique tidak
pernah mau. Ia senang Enrique sudah datang.
Enrigue
berkata ia sangat tersentuh dengan sambutan hangat Tae Joon. Karena itu
ia meminta TV baru. Enrique menunjuk TV Tae Joon yang kecil. Ia
menggerutu itu adalah layar kompi, bukan TV. Tae Joon hanya tertawa
melihat tingkah Enrique.
“Jika tidak, bagaimana kalau sebuah
mobil? Apa kakak akan membelikanku sebuah mobil,” rayu Enrique. Atau
menyewakan suite selama beberapa bulan? Apakah Tae Joon belum sanggup?
Jika begitu bagaimana kalau TV saja. Enrique menggosok-gosokkan pipinya
ke tangan Tae Joon. Wah, rayuannya maut nih ;p
“Tidak
boleh, cobalah ubah gaya hidupmu selama kau tinggal di sini,” Tae Joon
dengan lembut menasihati. Pertama, mereka sebaiknya membereskan semua
barang Enrique yang berserakan. Ternyata Enrique tak berkutik melawan
kelembutan Tae Joon.
Dok
Mi bangun dan melakukan kegiatannya seperti biasa. Sambil menyikat
gigi, ia membuka tirai jendelanya. Tiba-tiba seorang pria bertopi muncul
persis di depan jendelanya. Dok Mi bengong.
Pria itu melihat
sikat gigi di mulut Dok Mi dan penampilan Dok Mi yang kusut lalu
tersenyum lebar. Dok Mi segera menutup tirainya kembali. Dok Mi masih
kebingungan.
Pria
itu adalah penghuni baru dan hendak menaruh barang-barangnya ke
apartemennya dengan pengungkit tapi salah alamat ke apartemen Dok Mi.
Namanya Watanabe dan ia membawa banyak peralatan memasak.
Sekarang
kita tahu siapa gadis yang digambar Jin Rak. Semalaman ia tidak tidur
mewarnai gambar Dok Mi yang berada di dekat deretan tempat sampah. Dong
Hoon terbangun karena suara berisik pengungkit yang membawa
barang-barang Watanabe. Jin Rak? Ia telah menyumpal telinganya dengan
tissue (^_^)”
Dong Hoon menemukan sebuah kertas terselip di
pintu. Sementara itu, Watanabe telah tiba di apartemennya dan mulai
membereskan barang-barangnya.
Dok
Mi kembali membuka tirai apartemennya mencari-cari Tae Joon. Ia lega
saat melihat Tae Joon telah kembali dan ternyata anjing Tae Joon
baik-baik saja. Dok Mi mengarahkan teropongnya mengikuti Tae Joon. Namun
saat ia mengarahkan teropongnya ke sisi lain apartemen Tae Joon, ia
melihat Enrique sedang berdiri ke arahnya.
Dengan hanya
bercelana pendek, bertopi dan bersandal panda, Enrique menunjuk matanya
lalu menunjuk Dok Mi. Seakan berkata: Aku telah memergokimu!
Dok
Mi terkejut dan langsung menutup tirainya. Enrique menyadari perasaan
ada seseorang yang mengawasinya semalam tidaklah salah.
“Apartemen kedua tingkat empat, tunggulah di sana!” ujarnya geram.
“Ottoke..ottoke…apa yang harus kulakukan,” gumam Dok Mi panik.
Tanpa
mengenakan celana panjangnya dan hanya menambahkan jaket, Enrique
berjalan tergesa-gesa menuju apartemen Dok Mi. Dok Mi setengah mati
kebingungan.
Jin Rak membuka catatan yang terselip di pintu
apartemennya. Watanabe menyusun kue-kue dalam keranjang, bersiap-siap
hendak memperkenalkan diri pada para tetangganya.
Enrique
tiba di lantai 4. Jin Rak dan Watanabe membuka pintu apartemen mereka.
Dok Mi mendengar suara bel apartemennya berbunyi. Ia mengintip ke lubang
pintu dan terpaku ketakutan.
Komentar:
Dibandingkan
dengan episode 1 Flower Boy Ramyun Shop, FBND terkesan lebih “tenang”.
Tapi aku menyukainya. Setiap tokoh telah diperkenalkan dengan
memperlihatkan keunikan mereka masing-masing.
Dok Mi memang
pendiam tapi ia bukan orang yang sepenuhnya menutup diri. Buktinya ia
bisa curhat pada orang asing yang ditemuinya di jalan. Ia juga menjawab
pertanyaan Dong Hoon walau setelah itu tidak mau ikut naik ke dalam
lift. Walau menyendiri, ia orang yang teratur dan menjalani hidupnya
dengan tenang.
Sebaliknya, Enrique seorang yang periang dan mudah
disukai semua orang namun berantakan, berlawanan dengan Dok Mi. Tapi
ada beberapa saat aku merasa sikap cerianya itu untuk menutupi perasaan
yang sebenarnya (agak mirip tokoh Yang Myung dalam TMTETS).
Jin
Rak sepertinya sudah pernah melihat Dok Mi sebelumnya. Buktinya ia
memiliki sketsa gambar Dok Mi dan juga mengenali kepribadian Dok Mi yang
tertutup. Caranya menatap Dok Mi membuat wanita manapun cemburu ;)
Tentu
saja pertanyaan terbesar dalam drama ini adalah: apakah yang membuat
Dok Mi menutup diri dari sosialisasi dengan dunia luar?
Bersambung ke Selanjutnya Sinopsis Flower Next Door Episode 2
0 comments:
Post a Comment